“Jangan memandang rendah dan remeh orang lain, Hanya karena tak lebih 
pintar, tak lebih kaya, tak lebih beruntung Dan tak mempunyai pangkat 
sepertimu. Kadangkala di mata Allah Swt, batubara yang terlihat legam. 
Terlihat lebih berkilau dibanding dengan permata yang mahal harganya.”
“Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu. Salah seorang bertanya
 kepada Imam, Apakah tanda-tanda tawadhu itu? Beliau menjawab, Hendaknya
 kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada 
orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di 
atas kebenaran”
“Tiga perkara dapat mengeruhkan kehidupan: penguasa zalim, tetangga 
yang buruk, dan perempuan pencarut. Dan tiga perkara yang tidak akan 
damai dunia ini tanpanya, yaitu keamanan, keadilan, dan kemakmuran.
”
“Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, 
jika niatnya baik, maka rezekinya akan ditambah, dan jika ia berbuat 
baik kepada keluarganya, maka umurnya akan ditambah”
“Jika orang dapat empat hal, ia dapat kebaikan dunia akhirat: Hati 
yang bersyukur, lidah yang berzikir, badan yang tabah pada cobaan, dan 
pasangan yang setia menjaga dirinya dan hartanya.”
“Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina : orang
 yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam 
yang adil.”
“Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah 
pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman 
itu haruslah dikembalikan”
“Sesungguhnya Allah akan menghisab hamba-hamba-Nya pada hari kiamat 
sesuai dengan kadar akal yang telah dianugerahkan kepada mereka di 
dunia.”
“Sesungguhnya Allah mencintai
 hamba yang banyak berdoa. Oleh karena itu, berdoalah pada waktu ashar 
hingga matahari terbit, karena pada waktu itu pintu-pintu langit 
terbuka, rezeki-rezeki dibagikan dan hajat-hajat penting dikabulkan”
“Persahabatan
 ibarat sebiji benih yang ditanam, disiram dan dijaga rapi agar mengalir
 melalui kekuatan akarnya. Tunas yang kian berputik subur. Membesar 
menumbuhkan pohon. Berkembang menyerata ranting. Merimbun hijau dedaunan
 yang tak terhitung. Mewangi bunga-bungaan penuh aroma keharuman. Dan 
menghasilkan buah ranum yang segar dan menyehatkan. Subhanallah..”
“Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.(Bediuzzaman Said Nur)”
“Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki 
pikiran yang baik. Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik 
mendapatkan kenikmatan dari hidup.(Bediuzzaman Said Nur)”
“Barangsiapa masuk surga, ia bersenang-senang dan tidak bersedih, 
pakaiannya tidak usang dan kemudahannya tidak lenyap. (HR. Muslim)”
“Dosa itu segala sesuatu yang menggelisahkan perasaanmu dan yang engkau tidak suka bila dilihat orang lain. (HR. Muslim)”
“Orang yang sempurna imannya tidak akan meninggalkan suatu amalan 
yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah sekalipun terdapat ribuan 
alasan untuk meninggalkannya. (Sayyid Abdullah Al-Haddad)”
“Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, niscaya Allah akan
 memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia. (Sufyan bin Uyainah)”
“Apa yang Allah pilihkan bagi hamba-Nya yang beriman adalah pilihan 
terbaik, meski tampak sulit, berat, atau memerlukan pengorbanan harta, 
kedudukan, jabatan, keluarga, anak, atau bahkan lenyapnya dunia dan 
seisinya. (Abdullah Azzam)”
“Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaan pun disisi Allah.(Adh-Dhahhak)”
“Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya. (HR. Muslim)”
“Ya Allah,perbaikilah agamaku yang merupakan sandaran segala 
urusanku.Dan perbaikilah urusan duniaku yang merupakan tempat 
tinggalku,dan perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku..dan
 jadikanlah kehidupanku sebagai tambahan bagi kebaikanku dan kematianku 
sebagai tempat istirahat dari segala kejelekanku. (HR Muslim)”
“Janganlah membuatmu putus asa dalam mengulang-ulang doa, ketika 
Allah menunda ijabah doa itu. Dialah yang menjamin ijabah doa itu 
menurut pilihan-Nya padamu, bukan menurut pilihan seleramu. Kelak pada 
waktu yang dikehendaki-Nya, bukan menurut waktu yang engkau kehendaki. 
(Ibnu Atha’ilah)”
